A.
Petroleum System
1. Definisi
Petroleum System adalah konsep yang menyatukan elemen berbeda dan
proses geologi minyak bumi. Aplikasi praktis dari sistem minyak bumi dapat
digunakan dalam eksplorasi, evaluasi sumber daya, dan penelitian. Sebuah sistem
petroleum meliputi lapisan batuan induk aktif dan semua minyak dan akumulasi
gas. Ini mencakup semua elemen geologi dan proses yang penting jika akumulasi
minyak dan gas adalah untuk eksis.
2.
Elemen-Elemen & Proses
Elemen-elemen
atau komponen-komponen penting dari Petroleum system,yaitu:
A. Source
rock
B.
Reservoir rock
C. Migrasi
D. Seal
rock
E. Trap Petroleum System memiliki 2 proses:
- Trap formation
- Generation– migration–accumulation
of hydrocarbons
Elemen-elemen penting dan proses harus berada pada tempat dan waktu
yang tepat, sehingga bahan organic yang
terdapat dalam batuan induk dapat diubah menjadi akumulasi minyak bumi. Sebuah sistem petroleum ada di mana pun semua elemen
penting dan proses diketahui atau diperkirakan
keberadaannya.
A.
Source Rock
Dalam Petroleum geology, batuan
induk mengacu pada batuan dimana hidrokarbon telah atau mampu dihasilkan.
Mereka membentuk salah satu elemen penting dari sebuah sistem petroleum. Source
Rock adalah sedimen yang kaya akan material organik yang mungkin telah
terdeposit dalam berbagai lingkungan termasuk deep water marine, lacustrine dan
delta.
Tipe-Tipe Source Rock
1. Source Rock Tipe 1
terbentuk dari sisa-sisa alga yang
terdeposit dalam kondisi anoxic di danau yang dalam. Tipe ini cenderung untuk
menghasilkan minyak mentah yang
waxy ketika diberikan tekanan
panas selama terkubur dalam. Alga dari lingkungan pengendapan lacustrine
dan lagoon. Tipe seperti ini dapat mengahsilkan minyak dengan kualitas baik dan
mampu menghasilkan gas.
2. Source Rock Tipe 2
terbentuk dari plankton laut dan
sisa-sisa bakteri diawetkan dalam kondisi anoxic di lingkungan laut. Campuran
dari tumbuhan dan mikroorganisme laut. Tipe seperti ini merupakan bahan utama
minyak dan gas bumi. Mereka
menghasilkan minyak dan gas ketika mengalami crack panas saat penguburan yang
mendalam.
3. Source Rock Tipe 3
terbentuk dari bahan tanaman darat
yang telah didekomposisi oleh bakteri dan jamur dalam kondisi oxic atau
sub-oxic: mereka cenderung untuk menghasilkan sebagian besar gas dengan minyak
ringan. Sebagian besar batu bara termasuk dalam tipe 3.
4. Source Rock Tipe 4
Bahan bahan tanaman yang teroksidasi. Tipe seperti ini tidak
mampu menghasilkan minyak dan gas.
Faktor Terbentuknya Source Rock
Untuk menjadi source rock ada
3 faktor yang mempengaruhi. Yaitu :
1. TOC ( total organic karbon )
merupakan
kuantitas dari karbon organic yang terendapkan dalam batuan tersebut. Semakin
tinggi nilai OC maka akan semakin baik source rock tersebut dan kemungkinan
terbentuknya hidrokarbon akan semakin tinggi. TOC yang dapat menghasilkan
adalah di atas 1 % .
2. Kerogen
merupakan
kualitas dari carbon organic yang terendapkan dala batuan tersebut. Keregon
akan menentukan hidrokarbon yang akan di bentuk. Kerogen ada beberapa tipe .
diantaranya :
a. Kerogen tipe I
Terbentuk
di perairan dangkal Berasal dari algae yang bersipat lipid H/C > 1.5 dan O/C
< 0,1 Menghasikan minyak.
b. Kerogen tipe II
Terbentuk di marine sedimen Berasal
dari algae dan protozo H/C antara 1,2-1,5 dan O/C antara 0,1-0,3 Menghasilkan
minyak dan gas.
c. Kerogen tipe III
Terbentuk
di daratan Berasal dari tumbuhan daratan H/C < 1,0 dan O/C > 0,3
Menghasilkan gas.
d. Kerogen tipe IV
Telah
mengalami oksidasi sebelum terendapkan , sehingga kandungan karbon telah
terurai sebelum terendapkan Tidak menghasilkan hidrokarbon
3. Maturity atau pematangan
adalah
proses perubahan zat-zat organic menjadi hidrokarbon. Proses pematangan di
akibatkan kenaikan suhu di dalam permukaan bumi. Dimana maturity di bagi 3
Yaitu antara lain : a. Immature adalah sourcerock yang belum mengalami
perubahan menjadi hidrokarbon b. Mature adalah source rock yang sedang
mengalami perubahan menjadi hidrokarbon c. Overmature adalah source rock yang
telah mengalami pematangan menjadi hidrokarbon.
B.
Reservoir Rock
Semua minyak yang dihasilkan oleh source rock tidak akan berguna kecuali bermigrasi sampai tersimpan dalam wadah yang mudah diakses, sebuah batu yang memiliki ruang untuk "menyedot” hidrokarbon. Reservoir rock adalah tempat minyak bermigrasi dan berada dibawah tanah. Sebuah batu pasir memiliki banyak ruang di dalam dirinya sendiri untuk menjebak minyak, seperti spons memiliki ruang dalam dirinya sendiri untuk menyerap air. Karena alasan inilah batu pasir menjadi batuan reservoir yang paling umum. Batu gamping dan dolostones, beberapa di antaranya adalah sisa-sisa kerangka terumbu karang kuno, adalah contoh lain dari batuan reservoir. Batuan-batuan ini adalah batuan yang mampu menyimpan dan mampu mengalirkan hidrokarbon. Dimana batuan tersebut harus memiliki porositas sebagai penyimpan hidrokarbon dan permibilitas sebgai tempat mengalirnya hidrokarbon. Jenis jenis Reservoir adalah:
• Siliclastic rock
• Carbonate Rock
• Igneous Rock (Batuan Beku)
• Metamorphic Rock
Semua minyak yang dihasilkan oleh source rock tidak akan berguna kecuali bermigrasi sampai tersimpan dalam wadah yang mudah diakses, sebuah batu yang memiliki ruang untuk "menyedot” hidrokarbon. Reservoir rock adalah tempat minyak bermigrasi dan berada dibawah tanah. Sebuah batu pasir memiliki banyak ruang di dalam dirinya sendiri untuk menjebak minyak, seperti spons memiliki ruang dalam dirinya sendiri untuk menyerap air. Karena alasan inilah batu pasir menjadi batuan reservoir yang paling umum. Batu gamping dan dolostones, beberapa di antaranya adalah sisa-sisa kerangka terumbu karang kuno, adalah contoh lain dari batuan reservoir. Batuan-batuan ini adalah batuan yang mampu menyimpan dan mampu mengalirkan hidrokarbon. Dimana batuan tersebut harus memiliki porositas sebagai penyimpan hidrokarbon dan permibilitas sebgai tempat mengalirnya hidrokarbon. Jenis jenis Reservoir adalah:
• Siliclastic rock
• Carbonate Rock
• Igneous Rock (Batuan Beku)
• Metamorphic Rock
C. Migrasi
Proses transportasi minyak dan gas
dari batuan sumber menuju Reservoir. Dalam transportasi hidrokarbon
terjadi beberapa proses yaitu:
·
Migrasi
primer = Migrasi di dalam skuen dari Source Rock
·
Ekspulsion = Dari
Source Rock menuju Reservoir Rock
·
Migrasi
Sekunder = Migrasi dari Reservoir Rock menuju ke Trap
D.
Seal Rock
Karena besarnya tekanan ribuan kaki
di bawah permukaan bumi, minyak terdorong untuk pindah ke daerah dengan tekanan
lebih rendah. Jika hal tersebut dibiarkan, maka minyak akan terus bergerak ke
atas sampai di atas tanah. Meskipun rembesan ini menandakan adanya minyak di
bawah tanah,hal ini juga memberitahu kita bahwa banyak minyak telah melarikan diri,
dan mungkin berarti bahwa tidak banyak yang tersisa untuk ditemukan. Tidak
seperti batu reservoir, yang bertindak seperti spons, seal rock bertindak
seperti dinding dan langit-langit, yang menghalangi cairan untuk bergerak
melaluinya. Seal Rock yang paling umum adalah shale, yang bila dibandingkan
dengan batupasir, memiliki ruang yang sangat kecil di dalam untuk cairan
(minyak, misalnya) untuk bergerak melaluinya. Meskipun Seal Rock mencegah minyak dari bergerak melalui
mereka, mereka tidak selalu menghalangi minyak bergerak di sekitar mereka.
Untuk mencegah itu, diperlukan semacam jebakan geologi.
E.
Trap
Trap merupakan Sebuah konfigurasi batuan yang cocok
untuk menjebak hidrokarbon oleh formasi yang relatif kedap (Impermeable) yang membentuk lapisan yang concav (Cekung ke bawah). Trap ini terbentuk dari suatu geometri atau facies yang mampu menahan minyak dan gas bumi untuk berkumpul dan tidak berpindah lagi
Ada Beberapa Macam Jenis Perangkap,
yaitu :
• Perangkap Structural Perangkap Hidrokarbon
yang terbentuk dalam struktur
geologi seperti
lipatan dan patahan
• Perangkap Stratigrafi Perangkap Hidrokarbon
yang dihasilkan dari perubahan
jenis batuan atau
pinch-out, ketidakselarasan, atau fitur sedimen lainnya seperti terumbu
atau
buildups
• Perangkap Kombinasi Kombinasi antara
struktural dan stratigrafi. Dimana
pada perangkap
jenis ini merupakan faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau
menjebak minyak bumi
Jebakan merupakan komponen
penting dari sistem petroleum. Namun Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
segala proses terbentuknya minyak dan gas, yaitu:
• adanya bahan organik cukup kaya
untuk menghasilkan hidrokarbon,
• suhu yang memadai,
• dan waktu yang cukup untuk membawa
batuan hingga matang.
• Tekanan dan adanya bakteri dan
katalis juga mempengaruhi generasi.
• Generasi merupakan fase kritis
dalam pengembangan sistem petroleum.
Migrasi adalah
Pergerakan hidrokarbon dari
sumber mereka ke batuan reservoir.
• Pergerakan hidrokarbon baru yang
dihasilkan keluar dari batuan induk mereka
adalah migrasi
utama, disebut juga expulsion
• Gerakan lebih lanjut dari
hidrokarbon dalam batuan reservoir kedalam
perangkap hidrokarbon
atau daerah lain akumulasi adalah migrasi sekunder.
• Migrasi biasanya terjadi dari
daerah struktural rendah ke daerah yang lebih
tinggi di bawah
permukaan karena daya apung relatif hidrokarbon dibandingkan dengan
batuan
sekitarnya.
• Migrasi dapat lokal atau dapat
terjadi di sepanjang jarak ratusan kilometer di
cekungan sedimen
yang besar, dan penting untuk
pembentukan sistem petroleum yang layak.
Akumulasi adalah Tahap
dalam pengembangan Petroleum System di mana
hidrokarbon
bermigrasi ke dan tetap terjebak dalam reservoir
B. Rock Properties
Syarat yang harus dipenuhi oleh
suatu batuan reservoir adalah harus mempunyai kemampuan untuk menampung dan
mengalirkan fluida yang terkandung di dalamnya. Dan hal ini dinyatakan dalam
bentuk permeabilitas dan porositas. Porositas dan permeabilitas ini sangat erat
hubungannya sehingga dapat dikatakan bahwa permeabilitas adalah tidak mungkin
tanpa porositas walaupun sebaliknya belum tentu demikian, karena batuan yang
bersifat porous belum tentu mempunyai sifat kelulusan terhadap fluida yang
melewatinya. Sifat-sifat batuan yang lainnya adalah : wettabilitas, tekanan
kapiler, saturasi dan kompresibilitas batuan.
1. Porositas (∅)
Dalam reservoir minyak, porositas
mengambarkan persentase dari total ruang yang tersedia untuk ditempati oleh
suatu cairan atau gas. Porositas dapat didefinisikan sebagai perbandingan
antara volume total pori-pori batuan dengan volume total batuan per satuan
volume tertentu, Porositas batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu:
a. Porositas absolut, adalah
perbandingan antara volume pori total terhadap volume
batuan total
yang dinyatakan dalam persen,
b. Porositas efektif, adalah
perbandingan antara volume pori-pori yang saling
berhubungan
terhadap volume batuan total (bulk volume) yang dinyatakan dalam persen.
Berdasarkan waktu dan cara
terjadinya, maka porositas dapat juga diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : a.
Porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk pada waktu yang bersamaan dengan
proses pengendapan berlangsung. b. Porositas sekunder, yaitu porositas batuan yang
terbentuk setelah proses pengendapan. Besar kecilnya porositas dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu ukuran butir, susunan butir, sudut kemiringan dan komposisi
mineral pembentuk batuan
2. Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai
ukuran media berpori untuk meloloskan/melewatkan fluida. Apabila media
berporinya tidak saling berhubungan maka batuan tersebut tidak mempunyai
permeabilitas. Oleh karena itu ada hubungan antara permeabilitas batuan dengan
porositas efektif. Sekitar tahun 1856, Henry Darcy seorang ahli hidrologi dari
Prancis mempelajari aliran air yang melewati suatu lapisan batu pasir. Hasil
penemuannya diformulasikan kedalam hukum aliran fluida dan diberi nama Hukum
Darcy. Besaran permeabilitas satu darcy didefinisikan sebagai permeabilitas
yang melewatkan fluida dengan viskositas 1 centipoises dengan kecepatan alir 1
cc/det melalui suatu penampang dengan luas 1 cm2 dengan penurunan tekanan 1
atm/cm.
Persamaan 4 Darcy berlaku pada
kondisi :
Alirannya mantap (steady state)
Fluida yang mengalir satu fasa Viskositas fluida yang mengalir konstan Kondisi
aliran isothermal Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal Fluidanya
incompressible\ Berdasarkan jumlah fasa yang mengalir dalam batuan reservoir,
permeabilitas dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Permeabilitas absolute (Kabs)
Yaitu kemampuan batuan untuk
melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir melalui media berpori tersebut
hanya satu fasa atau disaturasi 100% fluida, misalnya hanya minyak atau gas
saja.
2. Permeabilitas efektif (Keff)
Yaitu
kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir lebih dari
satu fasa, misalnya (minyak dan air), (air dan gas), (gas dan minyak) atau
ketiga-tiganya. Harga permeabilitas efektif dinyatakan sebagai ko, kg, kw,
dimana masing-masing untuk minyak, gas dan air.
3. Permeabilitas relatif (Krel)
Yaitu
perbandingan antara permeabilitas efektif pada kondisi saturasi tertentu
terhadap permeabilitas absolute. Harga permeabilitas relative antara 0–1 darcy.
3. Saturasi
Saturasi adalah perbandingan antara
volume pori-pori batuan yang terisi fluida formasi tertentu terhadap total
volume pori-pori batuan yang terisi fluida atau jumlah kejenuhan fluida dalam
batuan reservoir per satuan volume pori. Oleh karena didalam reservoir terdapat
tiga jenis fluida, maka saturasi dibagi menjadi tiga yaitu saturasi air (Sw),
saturasi minyak (So) dan saturasi gas (Sg),
4. Resistivity
Batuan reservoir terdiri atas
campuran mineral-mineral, fragmen dan pori-pori. Padatan-padatan mineral
tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik kecuali mineral clay. Sifat
kelistrikan batuan reservoir tergantung pada geometri pori-pori batuan dan fluida
yang mengisi pori. Minyak dan gas bersifat tidak menghantarkan arus listrik
sedangkan air bersifat menghantarkan arus listrik apabila air melarutkan garam.
Arus listrik akan terhantarkan oleh air akibat adanya gerakan dari
ion-ion elektronik. Untuk menentukan apakah material didalam reservoir bersifat
menghantar arus listrik atau tidak maka digunakan parameter resistiviti.
Resistiviti didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu material untuk
menghantarkan arus listrik.
5. Wettability
Wettability didefinisikan sebagai
suatu kemampuan batuan untuk dibasahi oleh fasa fluida atau kecenderungan dari
suatu fluida untuk menyebar atau melekat ke permukaan batuan. Sebuah cairan
fluida akan bersifat membasahi bila gaya adhesi antara batuan dan partikel
cairan lebih besar dari pada gaya kohesi antara partikel cairan itu sendiri.
Tegangan adhesi merupakan fungsi tegangan permukaan setiap fasa didalam batuan
sehingga wettabiliti berhubungan dengan sifat interaksi (gaya tarik menarik)
antara batuan dengan fasa fluidanya.
6. Tekanan Kapiler
Tekanan kapiler pada batuan berpori
didefinisikan sebagai perbedaan tekanan antara fluida yang membasahi batuan
dengan fluida yang bersifat tidak membasahi batuan jika didalam batuan tersebut
terdapat dua atau lebih fasa fluida yang tidak bercampur dalam kondisi statis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar