Rabu, 21 Oktober 2015

MENGENAL TENTANG SEJARAH PEMBORAN MINYAK & GAS



Pada Awalnya dalam dunia perminyakan penemuan minyak terjadi secara tidak sengaja. Para pengebor yang sebagaian merupakan orang-orang yang buta dalam hal mencari minyak mulai mencaplok daerah konsesi. Menara pengeboran bertebaran di daerah itu seperti tanaman yang merambat begitu cepat.

Banyak dari pencari minyak ini yang tidak tahu bahwa minyak bisa ditemukan pada kedalaman yang berbeda-beda dari masing-masing lapisan.Karena itu bukan berarti satu pengeboran pasti sama dengan yang lain menghasilkan minyak dan kebanyakan dari mereka tidak menjumpai minyak maka dengan kecewa mereka menghentikan pengeboran dan pindah ke tempat lain. Untuk pengeboran yang baru ini tentu harus dibutuhkan lagi sejumlah besar uang.

Beratus-ratus lobang dibor dan tak mengeluarkan minyak. Tetapi banyak pula lobang yang tanpa disangka memancarkan minyak dengan deras. Karena minyak itu keluar dengan tiba-tiba sebelum mereka bersiap menampungnya maka terpaksa minyak itu harus terbuang percuma dalam jumlah besar.

Berikut Sejarah Singkat Penemuan Minyak Di dunia :
Ø  Kolonel Edwin L. Drake (1859)
Dia Menemukan Minyak dengan Bor tumbuk sedalam 21meter, di Titusville,   Pennsilvania, dan akhirnya dapat memproduksikan 2000 Bbl minyak pada tahun pertama.
Ø  Leschot (1863), ahli sipil Perancis
Menjadi orang yang pertama menggunakan metode rotary drilling untuk sumur air dan akhirnya metode tersebut di terapkan untuk pemboran pencarian minyak.
Ø  1901
Penggunaan pertama kali rotary drilling untuk sumur minyak di Spindletop, Texas.
Di Indonesia eksplorasi minyak bumi diawali :
Ø  P. Vandijk (1870), seorang insinyur Belanda
Di daerah Purwodadi Semarang, melalui pengamatan rembesan-rembesan minyak
Ø  Jan Reerink (1871)
Kedalaman 33 meter di Cibodas, Majalengka Jawa Barat dan akhirnya dapat menemukan minyak.
Ø  Ailko Janszoon Ziilker
Sumur telaga tunggal 1, Sumatera Utara minyak ditemukan dan akhirnya dapat menghasilkan minyak.
 
Di Indonesia sendiri sudah panjang sekali sejarah perminyakannya dan banyak hal yang terjadi dalam pengembangannya. Pemanfaatan dan penggunaan minyak bumi dimulai oleh bangsa Indonesia sejak abad pertengahan. Menurut sejarah, orang Aceh menggunakan minyak bumi untuk menyalakan bola api saat memerangi armada Portugis.

·         Pada Masa Tahun 1900
Selama ini yang lebih dikenal sebagai awal eksplorasi atau pencarian migas dilakukan adalah pengeboran sumur Telaga tunggal oleh Zijker, namun penelitian yang dilakukan oleh salah satu anggota IAGI (Awang HS) menemukan bahwa usaha pengeboran pertama kali sebenarnya sudah dilakukan oleh Jan Reerink, tahun 1857. Jan Reerink adalah seorang anak laki-laki saudagar penggilingan beras pada zaman Belanda di Indonesia pada paruh kedua abad ke-19. Reerink ditugaskan ayahnya menjaga sebuah toko kelontong di Cirebon. Tetapi, Reerink selalu melamunkan penemuan minyak seperti yang dilakukan Kolonel Drake di Pennsylvania  pada tahun 1857. Akhirnya, sebuah berita ia terima bahwa ada rembesan minyak keluar dari lereng barat Gunung Ciremai di kawasan Desa Cibodas, Majalengka. Reerink berketetapan hati akan membor rembesan minyak itu.

·         Pada Masa Tahun 1900-1940
Penemuan-penemuan selanjutnya juga dilakukan dengan pengeboran sumur ini kemudian disusul oleh penemuan lain yaitu di Pangkalan Brandan dan Telaga Tunggal. Penemuan lapangan Telaga Said oleh Zeijlker menjadi modal pertama suatu perusahaan minyak yang kini dikenal sebagai Shell. Pada waktu yang bersamaan, juga ditemukan lapangan minyak Ledok di Cepu, Jawa Tengah, Minyak Hitam di dekat Muara Enim, Sumatera Selatan, dan Riam Kiwa di daerah Sanga-Sanga, Kalimantan.
Menjelang akhir abad ke 19 terdapat 18 prusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Pada tahun 1902 didirikan perusahaan yang bernama Koninklijke Petroleum Maatschappij yang kemudian dengan Shell Transport Trading Company melebur menjadi satu bernama The Asiatic Petroleum Company atau Shell Petroleum Company. Pada tahun 1907 berdirilah Shell Group yang terdiri atas B.P.M., yaitu Bataafsche Petroleum Maatschappij dan Anglo Saxon. Pada waktu itu di Jawa timur juga terdapat suatu perusahaan yaitu Dordtsche Petroleum Maatschappij namun kemudian diambil alih oleh B.P.M.
Pada tahun 1912, perusahaan minyak Amerika mulai masuk ke Indonesia. Pertama kali dibentuk perusahaan N.V. Standard Vacuum Petroleum Maatschappij atau disingkat SVPM. Perusahaan ini mempunyai cabang di Sumatera Selatan dengan nama N.V.N.K.P.M (Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij) yang sesudah perang kemerdekaan berubah menjadi P.T. Stanvac Indonesia. Perusahaan ini menemukan lapangan Pendopo pada tahun 1921 yang merupakan lapangan terbesar di Indonesia pada jaman itu.
Pada awalnya Pemerintah Hindia Belanda memberlakukan pembedaan antara Shell dengan perusahaan lain. Pada tahun 1920 masuk dua perusahaan Amerika baru yaitu Standard Oil of California dan Texaco. Pada tahun 1920 ini di Amerika diundangkan “General Lisencing Act” yang mengusulkan untuk non discriminasi.
Kemudian, pada tahun 1930 dua perusahaan ini membentuk N.V.N.P.P.M (Nederlandsche Pasific Petroleum Mij) dan menjelma menjadi P.T. Caltex Pasific Indonesia, sekarang P.T. Chevron Pasific Indonesia. Perusahaan ini mengadakan eksplorasi besar-besaran di Sumatera bagian tengah dan pada tahun 1940 menemukan lapangan Sebangga disusul pada tahun berikutnya 1941 menemukan lapangan Duri. Di daerah konsesi perusahaan ini, pada tahun 1944 tentara Jepang menemukan lapangan raksasa Minas yang kemudian dibor kembali oleh Caltex pada tahun 1950.
Pada tahun 1935 untuk mengeksplorasi minyak bumi di daerah Irian Jaya dibentuk perusahaan gabungan antara B.P.M., N.P.P.M., dan N.K.P.M. yang bernama N.N.G.P.M. (Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Mij) dengan hak eksplorasi selama 25 tahun. Hasilnya pada tahun 1938 berhasil ditemukan lapangan minyak Klamono dan disusul dengan lapangan Wasian, Mogoi, dan Sele. Namun, karena hasilnya dianggap tidak berarti akhirnya diseraterimakan kepada perusahaan SPCO dan kemudian diambil alih oleh Pertamina tahun 1965.

·         Pada Masa Tahun 1940-1960
Setelah perang kemerdekaan di era revolusi fisik tahun 1945-1950 terjadi pengambilalihan semua instalasi minyak oleh pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 1945 didirikan P.T. Minyak Nasional Rakyat yang pada tahun 1954 menjadi perusahaan Tambang Minyak Sumatera Utara (PT MTMSU). Perusahaan ini bersifat lokal. Operasinya belum secara nasional. Pada tahun 1957 didirikan P.T. Permina oleh Kolonel Ibnu Sutowo yang kemudian menjadi P.N. Permina pada tahun 1960. Pada tahun 1959, N.I.A.M. menjelma menjadi P.T. Permindo yang kemudian pada tahun 1961 berubah lagi menjadi P.N. Pertamin. Pada waktu itu juga telah berdiri di Jawa Tengah dan Jawa Timur P.T.M.R.I (Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia) yang menjadi P.N. Permigan dan setelah tahun1965 diambil alih oleh P.N. Permina.Pada tahun 1961 sistem konsesi perusahaan asing dihapuskan diganti dengan sistem kontrak karya. Tahun 1964 perusahaan SPCO diserahkan kepada P.M. Permina. Tahun 1965 menjadi momen penting karena menjadi sejarah baru dalam perkembangan industri perminyakan Indonesia dengan dibelinya seluruh kekayaan B.P.M. – Shell Indonesia oleh P.N. Permina. Pada tahun itu diterapkan kontrak bagi hasil (production sharing) yang menyatakan bahwa seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah konsesi P.N. Permina dan P.N. Pertamin. Perusahaan asing hanya bisa bergerak sebagai kontraktor dengan hasil produksi minyak dibagikan bukan lagi membayar royalty.
·         Pada Masa Tahun 1960-Sekarang
Tahun 1960 anjungan pengeboran (Jack-up Rig) mulai beroperasi secara massal. Dan Sejak tahun 1967 eksplorasi besar-besaran juga dilakukan di Indonesia baik di darat maupun di laut oleh P.N. Pertamin dan P.N. Permina bersama dengan kontraktor asing. Tahun 1968 P.N. Pertamin dan P.N. Permina digabung menjadi P.N. Pertamina dan menjadi satu-satunya perusahaan minyak nasional. Di tahun 1969 ditemukan lapangan minyak lepas pantai yang diberi nama lapangan Arjuna di dekat Pemanukan, Jabar. Tidak lama setelah itu ditemukan lapangan minyak Jatibarang oleh Pertamina. Kini perusahaan minyak PERTAMINA ini tengah berbenah diri menuju perusahaan bertaraf internasional. Pertumbuhan dan pengembangan lapangan migas di Indonesia mencapai puncaknya ketika produksi minyak Indonesia mencapai diatas satu setengah juta barel perhari yang dicapai pada tahun 1977. Dan Sekarang Justru Perkembangan Minyak & Gas Menjadi sangat menurun baik di dunia maupun di indonesia.
Namun Perusahaan Nasional yang semakin berkembang sekarang yaitu munculah perusahaan yang bernama PT. MEDCO GRUP dimana meskipun dunia migas sedang sepi tapi perusahaan ini masih cenderung stabil berkiprah dalam dunia migas.


Itulah merupakan sejarah singkat dunia perminyakan, kalian semua pasti tahu kondisi saat ini yang kita rasakan seperti apa minyak & gas. Hanya generasi muda seperti kitalah yang dapat meneruskan untuk menjadikan dan mengembangkan salah satu sumber energi terpenting di dunia itu nasibnya lebih baik.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar